Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata harus terpilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Puisi dapat tercipta dengan indah karena ada unsur-unsur penting yang mendukung didalamnya. Dick Hartoko (1984, dalam Herman J. Waluyo, 1987: 27) menyebutkan adanya dua unsur penting dalam puisi yakni unsur tematik atau semantik puisi dengan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik atau semantik menunjuk ke arah struktur batin, sedangkan unsur sintaksis mengacu ke struktur fisik. Bentuk fisik dan bentuk batin itu dapat ditelaah unsur-unsurnya hanya kaitannya dengan keseluruhan puisi. Selanjutnya, Dick Hartoko menyebutkan unsur-unsur yang lazim dimasukkan ke dalam metode puisi, yakni apa yang disebut verifikasi (didalamnya terdapat rima, ritma dan metrum) dan tipografi.
Istilah bentuk dan isi atau tema dan struktur oleh I. A. Richards (1976, dalam Herman J. Waluyo, 1987: 27) disebut hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat adalah unsur hakiki yang menjiwai puisi, sedangkan medium bagaimana hakikat itu diungkapkan disebut metode puisi. Hakikat puisi terdiri dari tema, nada perasaan, dan amanat. Metode puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, rima, dan ritma. Selanjutnya apa yang disebut hakikat puisi dan metode puisi oleh Richards juga dapat disebut struktur fisik dan struktur batin. Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan menkonsentrasikan struktur batin dan struktur fisik puisi. Kedua bagian itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh.
Hutagalung (1967, dalam Zulfahnur, dkk. 1997: 18) mengungkapkan bahwa dalam penelitian tentang puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yaitu struktur dan tema serta amanat. Di dalam struktur mencakup musikalitas korespondensi dan gaya. Tema mencakup kekayaan imajinasi, kecendikiawanan, kearifan dan keaslian. Kedua unsur tersebut adalah unsur yang saling menunjang dalam pemahaman puisi. Sebuah puisi seharusnya dipahami secara keseluruhan yang melibatkan beberapa unsur sehingga didapat makna yang utuh.
Zaidan Hendy (1993: 178) menyebutkan ada delapan aspek yang termasuk ke dalam unsur puisi, antara lain:
1. Bentuk puisi
Bentuk puisi dinyatakan oleh susunan kata, larik, dan bait. Bentuk ini dapat membantu pembaca untuk memahami maksud penyair karena bagian-bagian itu mengandung pikiran- pikiran yang terjalin dalam kesatuan pikiran.
2. Tema
Tema sebuah puisi merupakan inti pokok yang terkandung dalam puisi. Sepanjang apapun puisi yang diciptakan oleh penyair harus ada inti pokoknya.
3. Suasana
Suasana dalam penciptaan puisi merupakan dalam keadaan bagaimanakah puisi itu tercipta. Pembaca lebih mudah dalam memahami suasana bila mengetahui juga latar belakang terciptanya puisi dan latar belakang pengarangnya.
4. Imajinasi
Imajinasi ialah daya pikir untuk membayangkan makna yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
5. Simbol
Simbol adalah perlambangan maksud dengan benda atau kata lain yang tepat, yang dapat mewakili apa yang ingin diungkapkan oleh penyair.
6. Rima
Rima adalah persamaan bunyi dalam puisi. Adanya musikalitas yang sesuai dengan jiwa puisi akan menimbulkan sentuhan mendalam pada batin pembaca.
7. Irama
Irama dalam sebuah puisi adalah alunan suara dalam perpaduan panjang pendek, tinggi rendah dan keras lemah pengucapan kata-katanya.
8. Gaya bahasa
Gaya bahasa penyair berkaitan dengan cara penyair berkomunikasi, apakah bergaya menghimbau (mengetuk hati pembaca), gaya melucu, gaya mengecam atau bertutur sebagai guru.
Salah satu kegiatan dalam apresiasi puisi yaitu kegiatan membaca puisi. Dalam membaca puisi ada tiga hal yang dijadikan pedoman dalam penilaian, antara lain: (1) penjiwaan, penjiwaan atau interpretasi puisi meliputi keutuhan makna puisi dan penyampaian pesan yang terkandung di dalam puisi. Penjiwaan sebagai alat agar pendengar lebih memahami dan dapat menikmatinya; (2) intonasi, kejelasan pengucapan meliputi jelas mengucapkan setiap suku kata, bahkan jelas pemenggalan katanya. Intonasi merupakan faktor utama penghidup puisi, sebab intonasi merupakan jiwa dari pembacaan puisi; dan (3) gerak, gerakan yang baik adalah sesuai dengan tuntunan puisi yaitu mampu bergerak dengan wajar karena dorongan batin yang kuat. Gerak ini meliputi gerak muka (mimik), gerak tangan (gesture), dan gerak seluruh tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1. "Blog ini Do Follow, silakan post untuk mendapatkan Backlink"
2. "Anda Follow, pasti saya Followback"
3. "Kalau mau Copy-Paste artikel boleh saja, tapi sumbernya ke blog ini"
4. "Terima Kasih Lagi . . . !!!"
Komentar Anda Sangat Kami Harapkan Untuk Kemajuan Blog Ini. isikan komentar anda disini !